Tahun Baru Islam, Sejarah, Makna, Do’a, dan Hukum Merayakannya.

Tahun Baru Islam, Sejarah, Makna, Do’a, dan Hukum Merayakannya.

Tahun Baru IslamTidak terasa tahun baru islam tinggal menghitung hari, tepat tanggal 21 September besok umat islam di seluruh dunia akan mnyongsong tahun baru islam 1439. Dengan pergantian tahun tersebut patut dijadikan moment untuk evaluasi atas pencapaian-pencapaian di tahun sebelumnya.

Tahun Baru Islam atau juga dikenal dengan tahun baru hijriyah merupakan suatu hari yang penting bagi umat Islam karena menandai peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah Islam yaitu memperingati penghijrahan Nabi Muhammad saw. dari Kota Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Peristiwa bersejarah itu terjadi pada 1 Muharram tahun baru bagi kalender Hijriyah. Namun Tahun Hijrah Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah itu diambil sebagai awal perhitungan bagi kalender Hijriyah.

Kalender Hijriyah secara resmi belum dimulai ketika zaman Rasulullah S.A.W. Kalender ini hanya dimulai pada zaman Khalifah Arrasyidin kedua yaitu Umar al-Faruq R.A. Ada beberapa saran dari para sahabat untuk penetapan tanggal bagi Madinah ketika itu, ada yang mengusulkan tahun Islam dimulai ketika kelahiran Nabi Muhammad SAW, ada yang mengusulkan awal tanggal Islam ditetapkan pada hari Rasulullah diangkat sebagai nabi dan rasul tetapi pandangan yang menyarankan awal tanggal Islam pada tanggal hijrah Nabi SAW.

Penetapan ini adalah untuk mengenangkan betapa pentingnya tanggal hijrah yang menjadi perubahan paradigma dalam sejarah agama Islam yang mana pertama kali dalam sejarah Islam seorang nabi dan rasul membentuk pemerintah dengan segala kesulitan dan berhasil membuat hubungan diplomatik dengan beberapa negara serta menyampaikan dakwah Islam secara global sehingga Islam tersebar ke merata dunia.

Sejarah Tahun Baru Islam

tahun baru islam
https://pixabay.com

Muharram merupakan bulan pertama dalam penanggalan Hijriyah. Bulan Muharram menjadi salah satu dari empat bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT.

Tahun baru Islam adalah pergantian tahun dalam kalender Islan yang berlandaskan pada perhitungan bulan. Yang perlu Anda ketahui, tahun baru Islam sudah dihitung sejak Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah.

Peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah itulah yang membuat kalender Islam disebut dengan kalender Hijriyah. Peristiwa hijrahnya nabi ke Madinah sangat penting, yakni Islam lahir menjadi agama yang semakin berjaya.

Karena hijrahnya Nabi Muhammad SAW tersebut agama Islam semakin berkembang di Madinah dan meluas ke daerah sekitar. Rasulullah hijrah setelah mendapat wahyu dan juga sebagai tanggapan terhadap masyarakat Arab yang kala itu kurang setuju dengan ajaran Islam.

Dengan hijrahnya Rasulullah Islam semakin memiliki kekuatan dan negara Islam mulai terbentuk. Pada piagam Madinah tertera bahwa di zaman Nabi Muhammad SAW daulah Islamiyah sangat menghargai toleransi.

Jadi peristiwa hijrahnya nabi merupakan puncak kejayaan Islam menjadi agama yang membawa kebaikan dan kebenaran untuk diajarkan kepada umatnya. Itulah sebabnya peritiwa itu dijadikan dasar penentuan kalender Islam atau Hijriyah.

Tahun baru islam 2017 atau 1 Muharram 1438 H yang akan jatuh tepat di hari kamis, tanggal 21 September 2017 besok. Dalam menyambut datangnya tahun baru Islam tidak jarang di berbagai daerah mengadakan pawai obor, seminar, sampai dengan pengajian.

Selain sejarah terdapat makna yang bisa dipetik dalam menyongsong tahun baru islam, berikut makna tahun baru islam.

Makna Tahun Baru Islam

  • Menghindari kultus individu, maka penentuan tahun baru itu bukan didasarkan pada kelahiran, tetapi pada peristiwa, ini menunjukkan Islam sebagai agama yang progresif, bergerak maju, tidak stagnan, dia bergerak dari satu peristiwa ke peristiwa lain, sesuai kebutuhan zaman, kebutuhan tempat dan kebutuhan manusia pada saat itu.

  • Hijrah itu sendiri artinya berpindah, bisa jadi berpindah dari satu tempat ketempat lain, atau berpindah dari suatu peristiwa ke peristiwa lain, atau berpindah dari perilaku satu ke perilaku lain, menuju pada hal yang lebih baik dari sebelum perpindahan. Jadi, jika umat Islam stagnan pada satu kondisi, apakah perilaku, kondisi, dan wilayah dan tidak menunjukkan perubahan pada sesuatu yang lebih baik, maka sesungguhnya dia telah meninggalkan ruh, hijrah itu sendiri.

  • Muharram itu sendiri, artinya yang diharamkan atau sangat dihormati. Pada bulan haram itu, -umat Islam memiliki empat bulan Haram-, umat Islam diharamkan untuk berperang, pada bulan itu, genjatan senjata dilakukan, dengan kata lain semangat Muharram adalah semangat perdamaian. Sehingga mereka yang mengenal esensi tahun hijriah yang dimulai pada 1 Muharram, adalah mereka yang memiliki kesadaran akan perdamaian, sebagai kasih sayang pada seluruh umat manusia, menjadikan kehadirannya sebagai berkah bagi alam semesta.

  • Perubahan pada sesuatu yang menuju pada kebaikan, pada kemajuan dan kemanfaatan bagi seluruh manusia, pada seluruh alam semesta dengan semangat damai sejahtera penuh kasih sayang, sehingga tujuan Allah menurunkan Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin.

Doa Rasulullah SAW di Awal Tahun Baru Islam

Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.

Artinya, “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini.

Hukum Perayaan Tahun Baru Islam

Bagimana hukum perayaan tahun baru hijriyah menurut Islam ? Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan kita tentang bahayanya taqlid dan tasyabbuh (menyerupakan diri) dengan orang-orang kafir di dalam banyak hadits. Diantaranya, beliau bersabda :

Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk kaum tersebut” (HR. Abu Dawud (4031), Ahmad (5114), Ath-Thobroniy dalam Al-Ausath (8327), Ibnu Manshur dalam As-Sunan (2370). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (4347)

Tidak asing lagi jika merayakan tahun baru hijriyah di kalangan umat muslim sekarang ini sudah menjadi hal yang lumrah. Padahal tidak ada sunnah atau tuntunan dari Rasulullah SAW, para sahabat, tabi’in, dan empat imam besar. Jika tidak ada sunnah dari Rasulullah SAW maka yang perlu kita pahami adalah merayakan tahun baru hijriyah merupakan perkara yang mengada-ngada dalam agama. Rasulullah bersabda :

Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan yang tak ada padanya urusan (agama) kami, maka ia (amalan) itu tertolak”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya]”

Jadi orang yang mengadakan amalan atau ajaran yang tidak ada contoh dari Rasulullah SAW adalah tertolak, bahkan bisa jadi mendapatkan dosa di sisi Allah SWT.

Al-Imam Abu Zakariya An-Nawawiy -rahimahullah- berkata dalam Al-Minhaj (12/16), “Hadits ini merupakan sebuah kaedah agung di antara kaedah-kaedah Islam. Hadits ini termasuk jawami’ al-kalim (ucapan ringkas, tapi padat maknanya) dari Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-, karena ia gamblang dalam menolak segala perbuatan bid’ah, dan sesuatu yang diada-adakan”.

Ibnu Daqiq Al-Ied -rahimahullah- dalam Syarah Al-Arba`in An-Nawawiyah (hal.43), “Hadits ini merupakan kaedah yang sangat agung di antara kaedah-kaedah agama. Dia termasuk “Jawami’ Al-Kalim” (ucapan ringkas, tapi padat maknanya) yang diberikan kepada Al-Mushthofa -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, karena hadits ini jelas sekali dalam menolak segala bentuk bid`ah dan perkara-perkara baru”.

Jika suatu amalan dan ibadah tak ada contohnya dalam Islam di zaman Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, maka ia bukan dari agama Islam.

Hukum Puasa 1 Muharram

Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim 1163).

Hadis ini adalah dasar atas anjuran menunaikan puasa di bulan muharram termasuk menunaikannya tepat di tanggal 1 Muharram. Akan tetapi rasul tidak menjelaskan secara rinci tanggal berapa baiknya menunaikan ibadah puasa di bulan muharram. Rasulullah hanya menganjurkan untuk banyak-banyak berpuasa di bulan muharram, tidak spesifik di tanggal 1 muharram saja. Semoga kita senantiasa istiqomah di jalan-Nya. Wallahua’lam

Baca juga contoh kata pengantar buat kamu yang ingin tahu cara menyusun kata pengantar yang baik dan benar.

1 thought on “Tahun Baru Islam, Sejarah, Makna, Do’a, dan Hukum Merayakannya.”

  1. Pingback: Free Piano

Leave a Comment